PALU, KOMPAS - Para pemburu gerhana mulai berdatangan
ke sejumlah kota yang dilintasi jalur gerhana matahari total, 9 Maret
2016. Persiapan berbagai festival pun memasuki tahap akhir. Namun,
sejumlah wisatawan membatalkan kunjungan ke Sulawesi Tengah akibat isu
keamanan di daerah itu.
Di Palu, Sulawesi Tengah, wisatawan
mancanegara dan domestik, Jumat (4/3/2016), tampak lalu lalang di
sejumlah daerah wisata yang juga akan dijadikan lokasi pengamatan
gerhana, seperti pantai di Teluk Palu. Keberadaan mereka tampak di
sejumlah pertokoan di Kota Palu.
Sementara di Desa Pakuli Utara,
Kabupaten Sigi, tenda-tenda untuk berbagai kegiatan hiburan, pameran
produk kerajinan, hingga berbagai sarana pendukung sudah disiapkan.
Lapangan di desa itu juga jadi salah satu lokasi pengamatan gerhana.
Pantauan
Kompas di sejumlah kota yang bisa menyaksikan gerhana matahari total (GMT) menunjukkan hal serupa.
Masyarakat
dan pelaku usaha mulai bergairah menyambut gerhana sekaligus kehadiran
banyak wisatawan. Puncak kedatangan wisatawan diperkirakan pada 7 dan 8
Maret atau satu-dua hari sebelum gerhana.
Di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (3/3/2016), 1.300 turis asing datang memakai kapal pesiar Holland America Line.
Kapal
yang berangkat dari Singapura itu akan mengunjungi sejumlah obyek
wisata lain di Indonesia, mulai Borobudur, Bromo, Bali, Pulau Komodo,
Lombok, Makassar, dan menyaksikan GMT di tengah Selat Makassar.
Di
Palembang, Sumatera Selatan, makin dekatnya puncak kedatangan wisatawan
membuat pemesanan hotel untuk beberapa hari ke depan di kota itu mulai
sulit.
”Palembang jadi pilihan wisatawan melihat GMT karena ada
bandara internasional yang punya penerbangan langsung dari Bali,” kata
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Sumsel Herlan Aspiudin.
Momen
GMT bertepatan dengan hari raya Nyepi. Kondisi itu dimanfaatkan
sejumlah wisatawan di Bali untuk mengunjungi daerah lain di Indonesia,
terutama Palembang.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hotel
berbintang dipesan banyak wisatawan. Bahkan, sejumlah hotel menambah
fasilitas pengamatan dan pemotretan gerhana matahari sesuai permintaan
wisatawan.
”Mayoritas turis yang akan menginap berasal dari Jepang,” kata Manajer Umum Hotel Neo Palangkaraya Dahniar Husain.
Gairah
juga terlihat di sejumlah obyek wisata di dekat daerah yang dilintasi
jalur GMT. Salah satunya, Taman Laut Bunaken di Manado, Sulawesi Utara.
Di Manado, gerhana hanya akan tampak sebagian. Namun, mereka bisa melihat GMT di Sulawesi Tengah atau Maluku Utara.
”Ada
250 wisatawan ingin menyaksikan GMT sambil menikmati Taman Laut
Bunaken,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado Hendrik Waroka.
Menghimpun dataMenurut
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian
Pariwisata I Gde Pitana, turis, peneliti, dan pehobi petualang mulai
berdatangan untuk menyaksikan GMT.
Namun, Kemenpar belum
mengetahui jumlah wisatawan asing dan domestik yang akan menyaksikan
GMT. ”Data baru bisa diumumkan setelah GMT,” kata Pitana.
Sementara
di Stadion Sanaman Mantikei, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sejumlah
pekerja membuat replika rumah betang atau rumah tradisional suku Dayak
untuk pameran produk kreatif daerah itu. Pada malam jelang gerhana, akan
digelar tarian kolosal oleh 150 penari.
Namun, Direktur
Adventure Indonesia, agen perjalanan turis Jepang di Manado, Monty
Sorongan mengatakan, sekitar 500 wisatawan Jepang batal berkunjung ke
Palu dan Luwuk, Sulawesi Tengah, setelah mendapat informasi ancaman
keamanan di daerah itu.
”Setelah pemberitaan pemberantasan terorisme di sana, mereka mundur,” katanya.
Padahal, selain ke Palu dan Luwuk, mereka akan berkunjung ke Manado dan Morotai, Maluku Utara.
(VDL/IDO/DKA/RAM/ZAL/MED/WIE/WHO/GER/ARN)
sumber : http://travel.kompas.com